Sabtu, 16 April 2016

JULUKAN BARU INDONESIA: SURGA KOPI DUNIA.


https://scontent-sit4-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xpa1/v/t1.0-9/1525290_10153213199677453_7296797476100079253_n.jpg?oh=d34f4da831160bf6d3efd9e56357efad&oe=57AA70C0
"Usai pergelaran pameran Specialty Coffee Association of America (SCAA) 9-12 April 2015 di Seattle Amerika Serikat (AS), Indonesia mendapatkan predikat baru, yakni "Surga Kopi Dunia".

"Karena banyaknya varian kopi kita, Indonesia mendapat predikat baru sebagai surga kopi dunia," kata Atase Perdagangan Indonesia Washington DC, Ni Made Ayu Marthini, dalam siaran pers sebagaimana dikutip dari Antara, Selasa (14//4/2015).

Predikat tersebut diberikan oleh komunitas kopi spesial di AS ketika melihat 39 jenis varian kopi spesial terbaik asal berbagai daerah di Indonesia."

Sumber: Kompas.com

--

Bukan hal yang aneh jika Indonesia kembali merajai dunia dalam hal penyediaan kopi yang berkualitas dan berkuantitas tinggi. Yang diperlukan adalah kerjasama dengan niat baik antara berbagai sektor, utamanya Petani, Pemerintah dan Investor (terutama investor lokal).

Berikut ini adalah wawancara dengan tokoh "kopi Sunda", kang Eko Purnomowidi, yang merupakan salah satu tokoh utama dalam hal peletakan fondasi-fondasi kebangkitan kopi Jawa-Barat. Kopi Jawa-Barat pernah mendominasi pasar dunia di rentang awal hingga akhir abad ke-18.

Pertanyaan tipikal publik adalah umumnya tentang peran pemerintah dalam mendukung dan mendorong iklim pertanian kopi di Indonesia. Berikut ini tanggapan kang Eko tentang peran pemerintah:
---

Kopi di Indonesia 90% adalah milik rakyat; atau small-holders; artinya bukan milik suatu korporasi, dengan kepemilikan sekitar 0.5 - 1 hektar per petani. Pemerintah sejauh ini berperan membantu dalam hal birokrasi dan adminsitrasi ekspor.

BANTUAN PEMERINTAH DALAM HAL FASILITAS

Pernah pemerintah, di Temanggung, memberi bantuan alat mesin giling. Dengan maksud agar petani menggiling kopi sendiri supaya harga lebih baik (daripada menjual buah kopi mentah (isitilah untuk buah kopi adalah 'cherry' karena mirip) Namun karena kualtas kopi rendah, harga kopi jadi turun. Jadi bantuan ini tak banyak artinya. Sejauh ini petani juga merasa lebih nyaman untuk berkonsentrasi pada sektor penanaman, meski banyak korporasi mengharapkan mereka mengolah sendiri agar korporasi hanya fokus pada sektor usaha.

BANTUAN DALAM HAL LAHAN

Pemerintah, melalui PT. Perhutani menginginkan agar gunung dan hutan produksi tidak ditanami sayur, karena akan gundul (pohon yang lain harus ditebang agar sayur mendapat curahan sinar matahari); namun ditanami kopi; karena kopi butuh tempat yang relatif teduh, atau sekitar 40% radiasi matahari.

Perhutani memberi hak pengelolaan hutan sekitar 30 tahun dan petani kelak diharuskan membayar dengan 15% pemasukan (kenyataannya Perhutani tidak agresif menarik hasil ini, mereka sudah cukup senang dengan kondisi saat ini di mana petani berperan sebagai "penjaga hutan". Itu saja sudah terasa manfaatnya).

Syaratnya adalah, petani tak boleh menebang pohon pelindung. Jika ini dilakukan maka pemerintah dapat mencabut hak pengelolaan. Oleh karena itu, usaha kopi memiliki kans yang bagus.

BANTUAN KREDIT
Pemerintah daerah di Bali memberikan kredit lunak kepada para produsen pertanian termasuk petani kopi. Hanya sayangnya, kredit ini tidak disertai dengan sosialisasi dan marketing. Mungkin karena memang bukan bidangnya Pemerintah untuk memasarkan produk.

--

Tentu saya masyarakat berterimakasih atas peran bantuan pemerintah dalam mendorong dan mendukung sektor pertanian -karena sektor ini mayoritas masih berada pada otoritas masyarakat lokal pedesaan, yang sebenarnya dapat menjadi tulang punggung perekonomian negara; jika mengingat negara kita adalah negara agraris.

Namun tentunya kebijakan pemerintah ini juga harus mendapatkan dukungan dari para aparat administrasi dan birokrasi sebagai kepanjangan tangannya; supaya menjalankan wewenang dan fungsinya dengan tidak berdasarkan niat untuk kepentingan internal, namun niat baik untuk bisa sejalan dengan niat awalnya, yakni membantu memajukan pertanian di Indonesia, dalam hal ini kopi, yang pernah membuat negara ini mampu secara ekonomis dari hasil usaha bidang tersebut.

***
Foto: Sortir biji kopi oleh para petani di bawah bimbingan koperasi Malabar; terimakasih pada mas Faqih, mas Fadil, teh Gea.

Link Kompas http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/04/14/141931126/Indonesia.Dapat.Julukan.Baru.sebagai.Surga.Kopi.Dunia

---

Info dari: Kopi SariBhumi
we provide:
Good Coffee &
Good News on Coffee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar